#KazakhstanAir #Irigasi Tetes #Kelangkaan Air #Pertanian Berkelanjutan #Pengelolaan Air #Air Lintas Batas #Pembangunan Pertanian
Kazakhstan menghadapi masalah kelangkaan air yang mendesak, dengan 55% pasokan airnya berasal dari negara tetangga seperti Tiongkok, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Rusia. Sayangnya, aliran air lintas batas ini semakin berkurang setiap tahunnya. Untuk mengatasi tantangan defisit air untuk keperluan irigasi, Senator Zakirzhan Kuziev mengusulkan penerapan proyek percontohan irigasi tetes.
Menurut layanan pers Senat, lebih dari separuh air yang dikonsumsi di Kazakhstan bersumber dari negara tetangga. Namun, aliran air masuk tahunan dari sungai-sungai ini mengalami penurunan. Senator Kuziev menyoroti situasi ini, dengan menyatakan bahwa Kazakhstan menghadapi banjir ketika negara-negara tetangga memiliki kelebihan air tetapi hanya menerima sedikit bantuan pada saat dibutuhkan.
Untuk mengatasi kelangkaan air irigasi, senator menyatakan bahwa saat ini, sekitar 80% air irigasi hilang melalui saluran terbuka, sehingga membuang sekitar 60% dari total volume air. Untuk menghemat air secara efektif, ia menyarankan restorasi dan modernisasi jaringan irigasi, serta memulai proyek irigasi tetes.
Berfokus pada wilayah Shengeldinsky dengan lahan seluas 14,000 hektar, Senator Kuziev mengusulkan proyek terperinci dengan pipa dan meteran, yang memastikan pengelolaan air yang efisien selama tiga dekade mendatang. Dia menekankan bahwa meskipun biaya awalnya lebih tinggi, pipa plastik modern menawarkan garansi 30 tahun, menjadikannya investasi jangka panjang yang layak. Senator percaya bahwa distribusi pipa yang ditargetkan akan memberdayakan masyarakat untuk menggunakan air dengan lebih bertanggung jawab dan efektif.
Konsekuensi dari mengatasi kelangkaan air melalui irigasi tetes sangatlah besar. Dengan menerapkan sistem irigasi tetes, penggunaan air dapat dikurangi secara signifikan, menghemat hingga 60% lebih banyak air dibandingkan metode irigasi tradisional. Selain itu, irigasi tetes menyalurkan air langsung ke zona akar tanaman, mengoptimalkan pertumbuhan tanaman sekaligus meminimalkan pemborosan air.
Senator Kuziev berpendapat bahwa berinvestasi pada infrastruktur daripada memberikan subsidi akan menghasilkan penggunaan sumber daya air yang lebih berkelanjutan dan efisien. Irigasi tetes tidak hanya membantu menghemat air tetapi juga menghasilkan penggunaan herbisida dan pupuk yang lebih efektif, sehingga memberikan manfaat bagi produktivitas dan keberlanjutan pertanian.