Ekspor florikultura Belanda akan berakhir tahun 2022 dengan penurunan 3 persen menjadi 7.1 miliar euro. Hal ini dilaporkan oleh Flower Nursery Wholesalers Association (VGB) berdasarkan statistik ekspor dari Floridata.
Nilai ekspor bunga potong turun 2 persen dan dengan demikian akan berjumlah 4.4 miliar euro pada tahun 2022, menurut VGB. Pabrik bernasib lebih buruk: turun 5 persen menjadi 2.7 miliar euro.
“Terlepas dari semua dampak krisis energi dan inflasi yang tinggi, para pedagang berhasil menahan kontraksi tahun lalu,” jelas direktur vgb Matthijs Mesken. Selain itu, menurut statistik ekspor Floridata, nilai ekspor ke Jerman dan Inggris sedikit menurun.
Menyerang kesalahan
Penurunan ekspor ke Prancis dan Belgia lebih tinggi tahun lalu, turun masing-masing sebesar 9 dan 8 persen. Nilai ekspor ke Polandia tetap hampir sama. Peningkatan signifikan yang menonjol dalam 10 besar adalah Amerika Serikat, menurut VGB.
* Baca juga: Ekspor florikultura turun tipis di kuartal ketiga
Tahun ini, biaya akan terus meningkat. Pertanyaannya adalah, apa dampak inflasi terhadap belanja konsumen? Akibatnya, menurut VGB, pemasok ritel khususnya harus menghadapi ketidakpastian seputar kontrak pasokan.
Mesken: “2023 menjanjikan tahun yang menyenangkan. Sebagai industri florikultur, kami berharap dapat kembali memuaskan konsumen dengan bunga dan tanaman kami yang indah tahun ini.”
Pertumbuhan dengan Webinar Data: Ini adalah perkembangan terbaru
Pertanian dan hortikultura semakin banyak menggunakan alat digital. Data yang andal membantu petani dan tukang kebun membuat keputusan yang lebih tepat. Tetapi apakah solusinya konsisten dengan praktik, solusi apa yang sedang dikembangkan dan apa kendala yang kita hadapi sebagai sebuah sektor? Dalam webinar dari Nieuwe Oogst dan Bayer ini, beberapa pakar akan menjawab pertanyaan tersebut. Anda dapat mendaftar di sini: Pertumbuhan Data: Perkembangan Terbaru, 25 Januari dari pukul 7:30 hingga 8:30.