#AeroponicFarming #ModernAgriculture #SustainableFarming #EconomicProspects #InnovationInAgriculture #VietnameseFarmers #AgriculturalTechnology #CleanProduce #FarmToTable #AgribusinessTrends
Di kota Thanh Hoa, Vietnam yang ramai, Bapak Huynh Duc Hieu memulai perjalanan untuk merevolusi pertanian melalui penerapan pertanian sayuran aeroponik. Menyadari keunggulan dan efisiensi metode ini, ia menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk mempelajari dan menerapkannya. Setelah hampir enam bulan beroperasi, model pertanian aeroponik telah menghasilkan panen pertamanya, yang menunjukkan potensi manfaat ekonomi.
Pertanian aeroponik, pendekatan pertanian modern yang menghilangkan penggunaan tanah dan air, mengandalkan kabut yang kaya nutrisi untuk menyuburkan tanaman. Diimplementasikan secara luas di berbagai provinsi dan kota di Vietnam, metode ini mendapatkan popularitas karena efisiensi dan keberlanjutannya. Dedikasi Bapak Hieu membawanya ke kota Da Lat, tempat ia mempelajari dan mempelajari teknik pertanian modern.
Setelah menghabiskan lebih dari dua bulan dalam pembelajaran intensif, Bapak Hieu kembali ke Thanh Hoa, bertekad untuk menerapkan model pertanian aeroponik. Pada Agustus 2023, ia menyewa lahan dan menerima transfer teknologi dari VA Farm, perusahaan terkemuka dalam produksi sayuran aeroponik bersih. Dengan luas percobaan awal lebih dari 300m2, budidaya tanaman seperti kangkung, selada, seledri, dan ubi jalar, model ini bertujuan untuk menghasilkan sayuran premium dengan kandungan nutrisi tinggi.
Sistem aeroponik, yang terdiri dari 60 menara vertikal dengan masing-masing 48 slot tanam, beroperasi secara siklis. Air yang disimpan dalam tangki dipompa melalui sistem kabut di menara, memberikan nutrisi bagi tanaman. Proses ini memastikan bahwa tanaman menerima makanan, air, dan udara yang cukup untuk respirasi. Dengan tingkat kelangsungan hidup melebihi 95%, tanaman menunjukkan pertumbuhan yang pesat, dan tidak adanya pestisida menjamin keamanan pangan.
Pertanian aeroponik terbukti menjadi alternatif yang hemat air dan nutrisi dibandingkan metode budidaya tradisional. Setiap siklus panen berlangsung selama 25 hingga 30 hari, dan setiap menara menghasilkan 7-10 kg produk. Jika diperluas, kebun seluas 300m2 dapat menghasilkan 4.2 hingga 6 ton sayuran per bulan. Dengan tumpang sari sayuran jangka pendek dan jangka panjang, produksi tahunan bisa mencapai 10-12 siklus.
Awalnya ditanggapi dengan skeptis dan bingung, masyarakat kini mulai menghargai kualitas khas sayuran yang ditanam secara aeroponik. Produknya digambarkan manis, renyah, aromatik, dan lezat. Pak Hieu menekankan bahwa model aeroponik, meskipun merupakan pendatang baru, memiliki potensi besar di masa depan. Ketika preferensi konsumen beralih ke produk-produk yang lezat dan bersih, pertanian aeroponik sejalan dengan semakin fokusnya pada kesehatan dan kesejahteraan.
Instalasi yang hemat biaya (berkisar antara 1.5 – 1.8 juta VND/menara) membuat pertanian aeroponik cocok untuk ruangan kecil, mendorong penerapannya di rumah tangga, kantor, sekolah, rumah sakit, dan banyak lagi. Banyak keluarga, yang menyadari kelebihannya, telah menerapkan model ini, memasang sistem aeroponik skala kecil untuk produksi rumah.
Keberhasilan usaha Bapak Huynh Duc Hieu dalam pertanian sayuran aeroponik menyoroti potensi ekonomi dan keberlanjutan metode pertanian inovatif ini. Ketika preferensi konsumen berkembang ke arah produk yang lebih sehat dan lezat, pertanian aeroponik muncul sebagai solusi yang menjanjikan, tidak hanya menawarkan manfaat ekonomi tetapi juga mengatasi masalah lingkungan. Masa depan pertanian tampaknya bergantung pada udara, karena aeroponik telah mengakar di berbagai sektor, menjanjikan masa depan yang lebih hijau dan sejahtera.